Selasa, 31 Maret 2015

Kuliah Online

Modul Kuliah Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul Kuliah Tauhid
Judul Materi Allah Sebagai Pusat
Seri Materi KDW0103 Seri 03 dari 41 seri/esai
File Paper Ada Tidak
File Audio Ada Tidak
File Video Ada Tidak
Penugasan Ada Tidak
Referensi –

Allah Sebagai Pusat.

Orang-orang yang mengenal Allah dan meyakini-Nya,
insya Allah akan tenang hidupnya, jauh dari kekhawatiran, jauh dari kegelisahan.

Bu Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa suami. Sejak putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke hari ia kuatkan batinnya bahwa ia TIDAK SENDIRIAN dalam membesarkan anaknya. Ia bersama Allah. ALLAH SELALU MENEMANINYA. Ini yang ia yakini.

Saban shalat ia berdoa agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang cukup.
Ya, bener loh. Hampir saban shalat.
Saya banyak belajar dari Bu Yuyun ini. Ketika banyak orang gelisah, ia hidup tenang. Sebab ada Allah di
hatinya, ada Allah di pikirannya.

Ketika banyak orang ketakutan dan risau dengan dunianya, ia tenang-
tenang saja. Persis seperti meja, yang begitu tenang sebab memiliki empat kaki yang kuat yang menopang keberadaannya.

Hidupnya begitu santai. Dan ini yang menjadikannya lebih kaya ketimbang orang yang kaya tapi hidup selalu penuh dengan kekurangan.

Sebagai ikhtiar dunianya, ia membuka jahitan rumahan. Ia bertutur, selalu ada saja pelanggan di saat yang tepat ia membutuhkan rizki. Sudah diatur Allah, begitu katanya.

Sejauh ini, aman-aman saja.
Sampe kemudian anaknya ini pergi hari itu untuk melihat kelulusannya; masuk atau tidak ia ke perguruan tinggi yang ia idam-idamkan.
Bu Yuyun berdebar-debar. Ia tahu, kalau anaknya lulus, ini masalah buat dirinya. Kalau anaknya tidak
lulus, pun masalah buat dirinya juga. Tentu saja ia senang dapat masalah dalam bentuk anaknya lulus. Masalahnya tentu saja apalagi kalau bukan uang kuliah anaknya.

Tapi segera ia banting sesuai dengan pengalamannya selama ini. Ada Allah Yang Maha Memberi Rizki. Dan ini yang membuatnya tenang.

Ia kenal dengan Allah, bahwa Allah selama ini senantiasa mencukupkan rizki buat dirinya dan anaknya.

Ia tahu bahwa Allah Maha Tahu bahwa ia sedang membesarkan anaknya. Dan Allah pun tahu bahwa
hari ini akan ada khabar tentang nasib anaknya.

Kondisi ini sudah ia sampaikan ke Allah jauh-jauh hari, bahwa ia butuh biaya buat anaknya lulus. Dia yakin,
Allah pasti akan memenuhi kebutuhan anaknya, dan atau memberikan yang terbaik. Ia malah bersemangat sekali untuk menambah kedekatan dirinya dengan Allah. Sekali lagi, ini yang membuatnya tenang.

Dan memang Allah Maha Mengatur. Sehari setelah anaknya dinyatakan lulus, Allah kirimkan paman anaknya ini, alias adik almarhum suaminya.

Hari itu, beliau berkunjung silaturahim. Dan Allah alirkan rizki
untuk anaknya, lewat pamannya ini. Bukan hanya untuk uang masuk kuliahnya saja, tapi juga untuk
biaya kuliah secara keseluruhan.

Semoga saya bisa belajar lebih banyak lagi dari Bu Yuyun ini.

I’m coming ya Allah. Saya datang kepada-Mu ya Allah.
Semestinya, dengan banyaknya masalah dan hajat saya, saya lebih bersemangat lagi dan tanpa lelah
mendatangi-Mu dan memohon pada-Mu.

Bolehlah dibilang bahwa hidup ini harus punya keyakinan terhadap Yang Kuasa. Tanpa ini, akan lemah sekali kita menjalani hidup ini. Dan untuk memiliki keyakinan, buka diri buka hati untuk menerima ilmu dan pengajaran tentang keyakinan.

Kita sama-sama meminta kepada Allah agar Allah betul-betul membukakan mata hati kita bukan saja untuk mengenal-Nya, tapi juga untuk meyakini-Nya; yakin akan Kebesaran-Nya, yakin akan Kekuasaan-Nya.

Kita butuh Allah. Dan senantiasa akan selalu butuh Allah.
Maka bertuhanlah Allah. Sebener¬benernya pertuhanan. Supaya Allah betul-betul menjaga kita, menolong kita, dan menyediakan apa-apa yang kita
perlukan yang kita butuhkan.

Jangan sampai kita hidup seperti tidak punya Allah.
Allah Maha Memberi Rizki, tapi hidup kita susah.
Allah Maha Menolong,
tapi setiap ada hajat dan masalah, selalu merasa mentok.
Kalo bahasa saya mah, Allah dianggurin. Alias “dibikin nganggur’, sebab jarang kita deketin, jarang kita mintakan bantuan-Nya.
Insya Allah doa bi doa.

Saya mendoakan Anda semua,
dan Anda juga doakan saya. Supaya Allah betul-betul hadir di kehidupan kita dan berkenan hadir di kehidupan kita.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan):

“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Kami-lah Pelindungmu di dunia dan di akhirat; Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Qs. Fushshilaat: 31-32).
***

Ada baiknya peserta KuliahOnline mempelajari sedikit kisah Bu Yuyun ini, pelan-pelan. Betul-betul diresapi.

Kenapa ada orang yang begitu dimudahkan urusannya sama Allah, dan mengapa ada yang sepertinya diblok, dipersulit oleh Allah. Saya meminta Saudara-saudara semua bersabar, mempelajari Kuliah Tauhid ini mahlan mahlan, pelan-pelan.

Sebab setelah Kuliah Tauhid ini
Saudara akan ngebut belajar tentang sesuatu yang membuat Saudara¬saudara semua ada percepatan di semua urusan.
Termasuk di urusan mengubah hidup, memperbaiki hidup, dan di urusan pencarian solusi buat
permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi.

“Ilmu instan” ini akan bahaya di kedepan harinya, manakala Saudara-saudara tidak punya basic tauhid yang bagus.

Saya tidak terlalu perduli omongan kawan¬kawan pengelola Kuliah Tauhid yang mengatakan, ada
baiknya memberi banyak pelajaran buat kawan-kawan peserta KuliahOnline agar banyak yang didapat. Saya tidak perduli. Saya bahkan ketika belajar, dapat jauh
lebih sedikit ketimbang ini.

Pernah satu ketika saya datang ke seorang ulama. Saya mengadu tentang masalah saya kepadanya.
Meminta nasihat darinya. Saya datang dari jam 20 malam. Sampe jam 00 saya belum juga dipanggilnya.

Boro-boro diajak bicara. Disuruh mendekat pun tidak. Di awal sih saya diajak bicara. Tapi bicaranya ketus sekali, “Koq datang lagi?!!!”. Saya jawab, “Ya, sebab masalahnya beluman selesai”.
“Ya sudah, tunggu sana”, katanya, sambil menunjuk satu sudut teras majelisnya.

Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, saya kemudian menunggu dengan sabarnya. Tapi ga urung saya gatel juga untuk tidak bertanya. Saya bertanya,
“Kyai, sudah jam 12 (malam), kapan saya dikasih kesempatan bicara?”.

Waktu itu saya lihat tamunya tinggal sedikit. Saya berharap saya bisa nyelang walo sebentar.

Ternyata saya salah. “Yang nyuruh situ dateng siapa?”
“Ga ada. Saya sendiri”.
“Ya sudah, tunggu saja!”.
Wah, andai tidak ada husnudzdzan, baik sangka, niscaya saya sudah kesal bukan kepalang. Saya tentu
akan mengatakan kepada Kyai ini, tidak menghargai tamu. Tapi ya itu. Saya menerima apa kata guru, dan
saya memilih menerima perlakuan guru.

Kira-kira jam 01-an, mendekati jam 02 pagi, saya baru dipanggilnya.
Beliau lalu bertanya, “Tahu IBM ga?”
Sungguh pun saya tahu, tapi saya bingung. “Apa urusannya dengan masalah saya tuh IBM?”, tanya
saya. Tentu saja dalam hati. Saya ga berani bertanya langsung.

Akhirnya saya jawab singkat saja, “Tahu, Kyai”.
“Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu
yang bisa jadi jalur khusus elu berdoa kepada Allah.

Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”.

Kejadian dialog ini terjadi sekitar tahun 2003. Kyai Betawi ini memang kerja di Perusahaan Asing.
Perusahaan Perancis.
Sumpah. Saat itu saya merasa Kyai saya akan memberi saya sesuatu yang gimanaaa gitu. Sesuatu yang BESAR yang bakal instan membuat saya selesai masalah saya. Sim Salabim. Begitu saya pikir. Ternyata saya tidak sepenuhnya benar. Malah, sempat berkernyit dan tertawa kecil.

Kyai tersebut masuk ke dalam rumahnya, dan sejurus kemudian keluar lagi membawa DUA PENTOL KOREK API. Dua korek api itu dilempar ke arah saya. “Nih pake nih…”, katanya. Ngasihnya bener-bener dilempar.
Sebab beliau ngasih sambil berdiri. Sedang saya duduk di bawahnya. “Itu korek api, VPN buat elu.
Pake tuh yang bener. Udah gih dah, pulang!”.

Saya pulang akhirnya. Kurang lebih 6 jam saya menunggu, hasilnya 2 korek api saja!

Menggerutu ga saya? Ntar dulu. Saya berpikir bahwa saya barangkali belajarnya kudu sedikit demi sedikit. Tapi apa ya maksudnya?

Pelan-pelan saya pikirkan. Hingga akhirnya saya mengaitkan dengan kalimatnya tadi:
“Nah, IBM itu punya VPN, Virtual Private Network, jaringan jalur khusus. Ntar gue kasih VPN buat elu yang bisa jadi jalur khusus elu berdoa kepada Allah. Insya Allah hutang elu yang segede gunung, kempes dah!”.

Saya akhirnya mampu mengkorelasikan 2 korek api yang nyaris tanpa kata-kata itu dengan kalimat singkat Kyai. Rupanya saya disuruh bangun malam. Jangan banyakin tidur.

Bagaimana-bagaimananya dengan 2 korek api ini, saya bahas di Kuliah Pilihan tersendiri yang judulnya:
Rahasia Angka 11. Silahkan dah nanti login di sana, setelah KuliahOnline 41 esai ini selesai.

Satu hal yang mau saya kata, adalah sabar. Belajar itu harus sabar. Kita sama berdoa kepada Allah, agar Allah betul-betul berkenan memberi kita ilmu yang
bermanfaat dunia dan akhirat.

Sesuatu yang sedikit yang diberi-Nya manfaat dan ada ridha-Nya, niscaya menjadi sesuatu yang betul-betul berpengaruh positif bagi hidup kita. Wallaahu a’lam.

Ok, sampe ketemu dengan materi besok. Besok saya akan tambahin dengan pelajaran di balik Kisah Bu
Yuyun, termasuk kenapa koq sepertinya bisa “satu malam”?

Saya mohon maaf atas semua kesalahan saya dalam memberikan pengajaran. Mudah¬mudahan Saudara-saudara memaklumi cara saya mengajar ini. Sekali lagi saya berdoa mudah-mudahan segala biaya, waktu, energi Saudara dalam mengklik website ini menjadi amal ibadah dan dihitung sedekah Saudara.

Sampaikan ilmu ini kepada sebanyak-banyaknya orang. Tapi sarankan kepada mereka semua, agar mengikuti saja KuliahOnline ini secara langsung, mandiri, agar ada keberkahan lebih banyak buat semua yang terlibat.

Insya Allah tanggal 30 sore saya mengagendakan ketemuan darat (kopi darat), sekaligus syukuran
KuliahOnline ini. Insya Allah akan diberitahukan lebih lanjut oleh Web Admin dari KuliahOnline ini.

Salam dan doa saya untuk Saudara-saudara semua. Mohon doanya ya. Waktu saya susun dan edit esai kuliah ini, saya sudah mau jalan ke rumah sakit. Bayi saya masih dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita. Mudah—mudahan Saudara-saudara tergerak memberikan doa
buat kami semua. Terima kasih ya.

Jumat, 27 Maret 2015

Aku bukan anak bodoh.

Aku bukan anak bodoh.

Tiada piala di rumahku,
Di raport pun sering kupandangi malu, nilaiku lumayan jauh hehe... Tapi tidak... aku bukan anak bodoh.
Aku mencoba tapi nilaiku masih rendah.
Ini aku, Aku bangga menjadi diriku.

Guru matematikaku kesal, katanya aku nakal, rumus-rumus aku tak kenal...

Di depan kelas aku di beri tugas, ahh memalukan, aku tak bisa...
Apa benar aku bodoh? Hmm masabodoh.

Beberapa pelanggaran muncul dengan sangsinya, hukumanlah... hahaha aku tertawa... berlari mengitari lapangan membuatku sehat, kudapati ini karna jam masuk kelas terlambat.

Ku terima segala hukuman, karna kudapati diriku butuh pelatihan, seperti tentara lebih baik... hehe tak banyak yang tau, fikirku lebih pilih prajurit daripada mentri. Tak banyak teori tapi suka di nasehati, gagah dan berani...

Aku muak dengan para pencari alasan, mengapa tak akui saja kesalahan. Hormat, pada aturan kebaikan, fikirku lebih menawan...

Aku pernah di juluki virus, ahh tak masalah. tapi kufikir memang  diriku bermasalah. ciaahhaha... tapi tenang, dalam fikir selalu ada keyakinan untuk berbenah.

Yah, mungkin aku tak terlalu jenius. Hanya sedikit serius, namun selalu kubawa jiwa Religius...

yah, aku suka pelajaran Agama. Ketenangan, ku rasakan di sana. Bukan hanya banyak motivasi dalamnya, namun tujuan perjalanan jelas ter terang disana.

Ku bawa diriku hanya patuh pada yang Maha Esa. Kurasa mungkin aku jatuh cinta, namun cinta ini belumlah sempurna...

Kudapati perjuanganku masih kecil. Aku bukan anak bodoh... ku bawa semangatku terus belajar... menuntut ilmu tiada gentar...

Ayah, ibu, maafkan jika aku pernah kasar... juga para guru maafkan sikapku yang terkesan kurang ajar... aku ingin terus belajar... ku temui diriku. Dulu memang salah. Terlanjur salah. Dan aku ingin berbenah... meski kudapati masih ada salah... percayalah, aku berusaha.

Aku bukan anak bodoh.

Banyak yang butuh motivasi. Namun kadang yang di dapat jadi sasaran emosi. Faktor kenakalan barangkali... Bingung jadinya hehe...

Aku bukan anak bodoh... aku tercipta untuk mencari dan berbakti...

Kembali aku tenang.

Kamis, 26 Maret 2015


Cinta Abadi

Apalah artinya cinta bila tak berujung pada kemuliaan...
Apalah artinya rasa bila indahnya menyesatkan...

Hati-hati, karna hatilah yang menyuarakan...
Jaga hati, bening atau keruhnya memperlihatkan...

Pejuang cinta hakiki ialah Rasulullah, pembawa risalah indah sejati Agama Allah...
ialah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kasih tak pilih Kasih...
Sayangnya pun tak terbilang...

Pejuang sesat ialah iblis terlaknat sebala setan. tak henti mengajak kemungkaran. menyuarakan kedhaliman. Membujuk kearah seburuk-buruk jalan...

Hamba adalah insan, manusia yang lemah jika tanpa pertolongan dari yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ya Allah Rabb sekalian alam, lindungi kami, lindungilah hati kami dari bisikan-bisikan jahat yang melenakan lagi menyesatkan... tak kuasa kami tanpamu... Jadikanlah kami hamba yang cintanya bermuara padamu, yang cinta kasihnya bertauladan dari Nabi Muhammad utusan terindahmu...
Sehingga kami mendapat ketenangan dalam ridhamu...

Karna kami tau Cinta sejati adalah cinta yang sempurna abadi, ialah  cinta yang bermuara pada Dua kalimah Syahadah...

Jumat, 20 Maret 2015

Cabang Iman

79 Cabang Iman

Sampai saat ini masih banyak umat Islam yang beriman baru sampai pada tahap pengenalan. (Termasuk saya sendiri). Sebatas percaya pada Rukun Iman yang enam. Hanya mengikrarkan dengan lisan dan meyakini dalam hati, tanpa disertai pengamalan.

Padahal iman yang mutlak adalah meliputi ikrar secara lisan, keyakinan dalam hati, dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

Sudah barang tentu iman yang dimikian itu menuntut konsekuensi, peripangan, dan pengorbanan.

Jelaslah bahwa tebal-tipisnya kadar iman seseorang bisa dilihat dari sepak terjangnya dalam kehidupan sehari-hari. Yakni sejauh mana orang tersebut mematuhi segenap perintah Allah SWT. Dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Sepak terjang seseorang yang
mencerminkan kesempurnaan imannya adalah apabila ia mampu mempraktekkan seluruh cabang iman dalam kehidupannya sehari-hari. (Maka mari kita terus belajar disertai beramal)

Berapakah jumlah cabang iman seluruhnya? Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda:
"Iman memiliki 60 atau 70 cabang lebih. Cabangnya yang paling tinggi
adalah ucapan Laa ilaaha illallaah (Tiada tuhan selain Allah), sedangkan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan yang terdapat di jalan. Sifat malu itu juga bagian dari cabang iman." (H.R. Bukhori dan Muslim).

79 cabang iman tersebut, selengkapnya adalah;

1. beriman kepada Allah SWT.

2. beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya.

3. beriman kepada Kitab-kitab-Nya

4. beriman kepada Rosul-rosul-Nya

5. beriman adanya Hari Kemudian

6. beriman adanya takdir yang di gariskan-Nya

7. beriman adanya Hari Kebangkitan. "Wahai manusia, jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur angsur) kamu sampai pada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang Kami wafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai umur sangat tua (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) diatasnya,
hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah." (QS. 22/Al-Hajj: 5)

8. beriman adanya hari dikumpulkan manusia di Padang Mahsyar setelah dibangkitkan dari kubur.
"Tidaklah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan semesta alam."
(QS. 83/ Al-Muthoffifin: 4-6).

9. beriman bahwa tempat kembalinya orang-orang yang
beriman adalah surga, dan tempat kembalinya orang-orang kafir adalah neraka. "Dan orang-orang yang
beriman serta mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya." (QS. 2/Al-Baqoroh: 82).

Sungguh orang-orang yang kafir dari
golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk." (QS. 98/Al- Bayyinah: 6).

10. beriman bahwa mencintai Allah SWT itu wajib. "Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah."
(QS. 2/ Al-Baqoroh:165)

11. beriman bahwa takut kepada Allah SWT itu wajib.
"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku."
(QS. 5/Al-Maidah: 44).

12. beriman bahwa mengharap rahmat Allah itu wajib.
"Mereka mengharapkan rahmat-Nya, dan takut akan azab-Nya. Sungguh azab Tuhanmu itu sesuatu yang
harus ditakuti."
(QS. 17/Al-Isro': 57)

13. beriman bahwa kita wajib bertawakkal kepada Allah setelah berusaha.
"Karena itu, hendaklah kepada Allah
saja orang-orang mukmin bertawakkal."
(QS. 3/Ali Imron:122).

14. beriman bahwa mencintai Nabi Muhammad itu wajib.
"Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, sebelum dia mencintai aku lebih dari mencintai anak-anaknya dan semua manusia."
(HR. Bukhori dan Muslim).

15. beriman bahwa kita wajib mengagungkan dan menghormati Nabi Muhammad saw.
"Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. 7/Al-'Arof: 157).

16. setia terhadap agama yang dianutnya.
Orang yang demikian jika disuruh memilih antara mati dan menjadi
kafir, akan memilih yang pertama. Anas bin Malik ra. menceritakan, pernah ada seorang lelaki meminta
kambing kepada Nabi saw. sebanyak di antara dua lembah. Lalu Nabi memberinya. Setelah itu orang tersebut kembali kepada kaumnya, dan berkata:
"Islamlah kalian semuanya. Sungguh, Muhammad telah
memberikan sesuatu yang banyak sekali kepadaku tanpa takut menjadi miskin." Anas berkata: "Jika seseorang masuk Islam hanya karena menginginkan dunia, maka itu bukan Islam namanya. Islam harus lebih dicintai daripada dunia dengan segala isinya."
(HR. Muslim).

17. mencari ilmu.
"Dan Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Sungguh karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu amat besar." (QS. 4/An-Nisa': 113).

18. menyebarkan ilmu pengetahuan. "Tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak tinggal untuk memperdalam ilmu agama, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."
(QS. 9/At-Taubah: 122).
Maksudnya dengan ilmu yang diajarkan itu ketakwaan dan kehidupan kaum muslimin tetap terpelihara.

19. memuliakan Al-Qur'an.
"Dan sesungguhnya Al-Qur'an
itu dalam ummul Kitab (lauh Mahfuz) di sisi Kami, benar-benar bernilai tinggi dan penuh hikmah" (QS. 43/Az-Zukhruf: 4).

20. bersuci (wudhu, mandi atau tayammum). Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Allah tidak menerima sholat (seseorang) tanpa bersuci, dan tidak menerima sedekah dari hasil kejahatan, yakni hasil mencuri, pungli, korupsi, dan sebagainya." (HR. Muslim)

21. mendirikan sholat.
"Sungguh sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
(QS. 4/AnNisa': 103).

22. mengeluarkan zakat.
"Jangan sekali-kali orang-orang
yang kikir dengan yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa (kikir) itu lebih baik bagi mereka. Padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa
(harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat."
(QS. 3/Ali Imron: 180)

23. berpuasa Romadhon.
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. 2/Al-Baqoroh:183).

24. ber'itikaf (berdiam diri di masjid berniat ibadah) walau sejenak. 'Aisyah ra. menuturkan,
"Rosulullah saw. biasa ber'itikaf sepuluh (ma'am) yang terakhir bulan
Romadhon sampai beliau wafat. Kemudian istri-istri beliau ber'itikaf juga sepeninggal beliau.
(HR. Bukhori dan Muslim).

25. menunaikan haji.
"Dan (di antara) kewajiban manusia
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam."
(QS. 3/Ali Imron: 97).

26. berjuang/berjihad di jalan Allah. "Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya."
(QS. 22/Al-Hajj: 78).

27. siap berjuang di jalan Allah. "Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan teguhkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
(QS. 3/Ali Imron: 200).

28. pantang mundur menghadapi musuh dalam pertempuran.
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah,
dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntung."
(QS. 8/Al-Anfal: 45).

29. membagi harta rampasan perang kepada yang berhak.
"Tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barang siapa berkhianat (korupsi), niscaya pada hari kiamat dia akan datang
membawa apa yang di khianatkannya itu"
(QS. 3/Ali Imron: 161).

30. memerdekakan budak karena Allah. Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa memerdekakan
hamba sahaya, maka Allah akan melepaskan semua anggota badannya dari api neraka. Sama halnya dengan semua anggota badan budak itu lepas dari belenggu
perbudakan hingga kemaluannya." (HR. Bukhori).

31. membayar denda adalah bagian dari iman.

32. menepati janji.
"Wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah janji-janji."
(QS. 5/Al Maidah: 1).
Yang dimaksud janji dalam ayat itu adalah janji setia seorang hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dengan sesamanya.

33. menghitung nikmat karunia Allah sambil mensyukurinya.
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu,
hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."
(QS.93/Adh-Dhuha: 11).

34. memelihara lidah dari ucapan yang sia-sia.
"Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sebab pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawaban."
(QS. 17/Al- Isro': 36).

35. menyampaikan amanah kepada yang berhak.
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rosul, juga janganlah mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."
(QS. 8/Al-Anfal: 27).
Yang dimaksud amanat di sini adalah ketentuan-ketentuan Allah yang harus ditaati.

36. tidak melakukan kejahatan dan tidak membunuh orang.
Sabda Nabi Muhammad Rosulullah saw. "Seorang muslim selalu dalam kelapangan agamanya, selama tidak terlibat dalam perkara hukum pertumpahan darah yang haram." (HR. Bukhori dan Muslim).

37. tidak melakukan zina dan menjaga kehormatan.
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sungguh (zina) itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
(QS. 17/Al-Isro': 32).

38. memelihara diri dari harta yang diperoleh dengan jalan haram.
"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. 2/ Al-Baqoroh: 188).

39. memelihara diri dari makanan dan minuman yang di haramkan. "Wahai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan.
Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu, agar kamu beruntung."
(QS. 5/ Al-Maidah: 90).

40. tidak memakai segala sesuatu yang diharamkan. Antara lain pakaian sutera dan bejana emas. Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu
memakai kain sutera, janganlah minum di bejana perak dan emas, dan janganlah kamu makan di piring emas. Karena perak dan emas itu untuk orang-orang kafir di dunia, tapi untuk kamu di akhirat nanti."
(HR. Bukhori).

41. menjauhi permainan dan hiburan yang bertentangan dengan ajaran Islam, sebab permainan dan hiburan
semacam itu hukumnya haram. Sabda Nabi Muhammad
Rosulullah saw. "Barangsiapa bermain dadu, maka dia seolah-olah mencelupkan tangannya ke dalam daging babi dan darahnya."
(HR. Muslim).

42. sederhana dalam membelanjakan harta, dan
mengharamkan memakan harta dengan batil.
"Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih)
orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (juga) kikir, (melainkan) di antara keduanya secara wajar."
(QS. 25/Al-Furgon: 67).
Maksudnya kehidupan seorang muslim itu tidak ada yang mubadzir dan tidak pelit.

43. meninggalkan sifat dengki dan sejenisnya.
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah
gelap-gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul
(talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki." (QS. 113/ Al-Falaq: 1-5).

44. tidak menodai kehormatan orang lain dan menjauhi perbuatan menggunjing.
"Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. 33/ Al Ahzab: 58).

45. beramal dengan ikhlas.
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama."
(QS. 98/ Al-Bayyinah: 5).

46. gembira berbuat baik dan sedih berbuat jahat.
Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Barangsiapa gembira karena amal kebaikannya, dan sedih karena amal kejelekannya, maka dia orang yang beriman."
(H.R. Abu Dawud, Thobroni Nasai, dan Ahmad).

47. apabila menyadari melakukan dosa segera bertobat.
"Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu
beruntung."
(QS. 24/An Nur: 31).

48. mengadakan kurban (termasuk juga aqiqah).
"Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah)."
(QS. 108/ Al-Kautsar 1-2).

49. taat kepada pemerintah.
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rosul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan pemerintahan) di antara kamu."
(QS. 4/An-Nisa': 59).

50. memegang teguh pendapat jama'ah - menurut sebagian ulama, jama'ah ialah mereka yang di atas
kebenaran, walau ia seorang diri.

51. mengadili orang lain dengan adil.
"Dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil."
(QS. 4/ An-Nisa': 58).

52. menyeru kepada kebajikan (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran.
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung"
(QS. 3/ Ali Imron: 104).
Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan mungkar adalah perbuatan yang dapat menjauhkan diri dari Allah.

53. tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan."
(QS. 5/Al-Maidah: 2).

54. memelihara sifat malu.
Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya malu itu hanya membawa kepada kebaikan." (HR. Bukhori dan Muslim).

55. berbakti kepada ibu-bapak.
"... dan berbuat baiklah kepada kedua orang-tua (ibu-bapak)."
(QS. 2/Al-Baqoroh:83).

56. bersilaturrahmi untuk memelihara hubungan baik dengan sanak saudara.
"Apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk oleh Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya), dan dibutakan penglihatannya."
(QS.47/ Muhammad: 22-23).

57. berbudi luhur, menahan amarah, dan rendah hati dalam pergaulan. "Dan bersegeralah kamu mencari
ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, ialah orang yang berinfak,
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. 3/ Ali Imron: 133-134).

58. memperlakukan pembantu dengan baik adalah bagian dari iman.
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu memperekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil (musafir) dan hamba sahayamu."
(QS. 4/An-Nisa': 36)
Yang dimaksud dengan "tetangga yang dekat dan jauh" dalam ayat itu
ada yang mengartikan dekat tempatnya, bisa juga karena ada hubungan kekeluargaan, dan ada yang mengartikan antara yang muslim dan bukan muslim. Sedangkan ibnu sabil itu adalah orang yang dalam perjalanan yang bukan maksiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak terlantar yang tidak diketahui ibu bapaknya.

59. melaksanakan perintah majikan (selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam).

60. memenuhi hak keluarga.
"Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai Allah."
(QS. 66/ At-Tahrim: 6).

61. memperkokoh rasa cinta kepada sesama umat Islam.
Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla di hari kiamat nanti bertanya: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena Aku? Akan Aku naungi mereka dengan naunganKu, pada hari tiada naungan, kecuali naungan-Ku."
(HR Muslim).

62. menjawab salam.
"Apabila kamu dihormati dengan
suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah
(penghormatan itu, yang sepadan) dengannya."
(QS. 4/An- Nisa': 86).

63. menjenguk orang sakit,
(dalilnya pada nomor 64)

64. mensholati mayat.
Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Hak seorang muslim ada lima, yaitu menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mendoakan orang bersin, mengantarkan jenazah, dan memenuhi undangan."
(HR. Muslim).

65. mendoakan orang bersin. (dalilnya ada pada hadis No. 64)

66. menjauhi orang kafir, orang yang membuat kerusakan serta bersikap keras dan tegas kepada mereka. "Wahai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikaplah keras
terhadap mereka."
(QS. 9/ At-Taubah: 73).

67. menghormati tetangga adalah bagian dari iman.
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin, tetangga yang dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil (musafir), dan hamba sahayamu."
(QS. 4/An-Nisa': 36).

68. menyimpan aib dan dosa orang lain.
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat."
(QS. 24/An-Nur: 19).

69. memuliakan tamu adalah bagian dari iman.

70. sabar menghadapi segala musibah adalah bagian dari iman. "Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas."
(QS. 39/Az-Zumar: 10).

71. menahan diri dari mencintai dunia (zuhud) dan tidak suka berkhayal. Muhammad Rosulullah sew. bersabda, "Dua nikmat yang bisa memperdaya orang banyak yaitu kesehatan dan kesempatan." (HR. Bukhori dan Muslim).

72. cemburu dan tidak membiarkan lelaki bergaul bebas dengan wanita. "Cemburu itu adalah bagian dari iman, sedangkan pergaulan bebas antara pria dan wanita yang bukan muhrim adalah sebagian dari
kemunafikan."
(Al Hadits).

73. menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia.
Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak penting baginya."
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah).

74. dermawan.
"Dan barang siapa kikir/pelit, maka
sesungguhnya dia kikir/pelit terhadap dirinya sendiri."
(QS. 47/Muhammad: 38).

75. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih mudah. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Barangsiapa tidak menyayangi yang lebih muda dan
tidak menghormati yang lebih tua di antara kamu, maka ia bukan dari golongan Kami."
(HR. Muslim dan Abu Dawud).

76. menciptakan perdamaian antar sesama manusia.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara,
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."
(QS. 49/ Al-Hujurot: 10).

77. mencintai sesama muslim sebagaimana mencintai diri sendiri. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri."
(HR. Bukhori dan Muslim).

78. memelihara kebersihan diri dan lingkungan.

79. menyingkirkan duri dari jalan. Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Iman memiliki 60 atau 70 cabang lebih. Cabangnya yang paling tinggi adalah ucapan LAA ILAAHA ILLALLAAH (tiada tuhan selain Allah) sedangkan cabangna yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan yang terdapat dijalan. Sifat malu itu juga bagian dari cabang iman."
(HR. Bukhori dan Muslim).

*Semoga Allah memberi kekuatan dan keistiqomahan dalam mempelajari dan mengamalkan perintah-Nya...

Rabu, 18 Maret 2015

Motivasi guru

Besarkan harapan. Jangan besarkan masalah.

Besarkan harapan. Jangan memperbesar ketakutan.

Besarkan harapan. Jangan memperbesar kekhawatiran.

Besarkan harapan. Jangan memperbesar kegelisahan.

Besarkan Allah. Jangan besarkan orang-orang, siapapun dia. Orang kaya kah, pejabat kah, orang
terkenalkah.

Besarkan Allah. Jangan besarkan otak, pikiran, dan juga ikhtiar. Lalu kita bersandar kepada otak, pikiran,
dan ikhtiar.

Buku-buku saya, dan juga KuliahTauhid di www.kuliah-online.com mengajarkan diri saya, untuk hanya melihat dan bersandar kepada Kebesaran Allah.

InsyaaAllah kepercayaan diri, keyakinan, akan membesar. Tidak
lemah, dan tidak melemah. Tidak kecil, dan tidak mengecil.

Setiap kali masalah membesar, setiap kali kesulitan membesar, selalu saya ajarkan diri saya, untuk melihat Kebesaran Allah. Apakah lebih besar masalah dan kesulitan saya? Masalah dan kesulitan kita-kita? Atau Kebesaran Allah yang lebih besar?
Selalu. Selalu Allah Yang Lebih Besar. Allahu Akbar.

Semoga buku-buku saya, semoga pula KuliahTauhid di
www.kuliah-online.com bisa membantu saya dan
kawan-kawan semua untuk besar hati, besar perasaan, dan besar pikiran. sebab meyakini Allah Yang Maha Besar.

***

Amin, motivasi dari guru, semoga selalu bertumbuh dan menguat keistiqomahan dalam hati ini untuk Ridha-Nya :)

Sabtu, 14 Maret 2015

Rocker

Musik Rock, mungkin orang tua atau awam seni musik menganggapnya sebagai aliran musik yang keras, berisik, lagi kurang bermanfaat. Dipandang dari segi penampilan pun terkesan urakan, juga ada yang memandang kurang sopan.

Yah, memang musik rock itu keras, berbobot pada fokal dan instrumennya. Rock sendiri dalam bahasa inggris berarti Batu.

Berisik. Memang, aliran musik ini ramai akan seni dengan distorsi kerasnya. Awam musik akan menganggapnya berisik jika tak bijak, salah dalam mendengar dan menikmatinya.

Kurang bermanfaat. Batu di kali pun tak bermanfaat jika hanya di pandang sebelah mata, namun jika di gunakan untuk pembangunan, sudah tentu ia akan jadi bahan pokok.

Kurang sopan. Mereka pakai celana  dengan dengkul sobek atau tambal-tambalan dan yang lain. Ya, memang kebanyakan mereka berpenampilan seperti itu, ada yang beranggapan apa adanya, juga mungkin biar lebih terkesan memprihatinkan dan mengundang perhatian. hehe itu sih pemikiran saya.

Suatu ketika saya dan teman-teman sesama penyuka musik rock menonton pagelaran konser rock besar di surabaya, ada banyak band kawakan yang akan manggung. Sebelum band-band bintang yang tampil, ada band-band pembuka nya. Saya melihat dan menikmati salah satu band pembuka.
Suaranya garang, lantang, penuh percaya diri. Pesan lirik lagunya tajam memotivasi, memprotes, mempertanyakan, menyeru berani menyuarakan kebenaran juga keadilan. Pakaian mereka cukup rapi dan sopan saya pandang, elegan dengan kostum dominasi warna hitam. Mungkin ini yang membuat saya suka, this rock hehe (sambil senyum dan manggut-manggut).

Tapi tidak...(gumam saya). Benar, tidak hanya demikian... saya terpana, terbengong saat mereka yang saya perhatikan dan saya nikmati musiknya tadi turun dari panggung. Para personil menuju sosok orang tua yang ada di bawah. Mereka memberi salam, satu persatu mencium tangan dengan penuh kasih sayang, bersapa dengan hangat. Yah, itu saya lihat, betapa berakhlaknya mereka, saya malu. Ini Rocker, dan Rocker sejati menurut saya. Yeah.

Musik rock memang keras, namun rock sejati bukan aliran kekerasan.

Musik rock memang ramai distorsi, penuh seni yang berani dan kaya motivasi.

Bermanfaat memberi gairah, Seakan berpesan "jangan bungkus kebenaran dalam kelemahan".

Seni musik dalam Rock, juga merupakan cara penyampaian, apa yang di sampaikan perlu di pelajari untuk di mengerti. Pakaian juga pesan, pesan penyampaian yang jujur.

Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihatlah apa yang di sampaikan.

Musik adalah seni, banyak pilihan dan aliran di dalamnya. Namun  sejatinya seni musik yang baik adalah musik yang selalu meningkatkan dan mengingatkan keimanan pada satu Tuhan.

Lupa? (sendiri)?

Sendiri? Feel alone?

Terkadang. Saat situasi sepi terjadi kita sering merasa sendiri, merasa tak ada yang tau, merasa aman, bebas melakukan apa saja. Dan... yah , sendiri lah. Tapi apa benar begitu?

"Tidak tidak tidak" entah karna lupa atau apa bahwa kita hidup di alam yang tak hanya terlihat mata saja.

"(Yaitu) mereka yang beriman pada yang ghaib Qs. 2:3

“Tiada suatu ucapan pun (baik atau
buruk) yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Raqib dan Atid (malaikat pengawas yang selalu hadir).” Qs. 50:18

Yah, Ada malaikat pencatat. jangankan perbuatan dalam (rasa) kesendirian. Ucapan pun ternilai. Ada pengawas dalam keadaan apapun yang selalu setia menemani. Jadi masihkah merasa sendiri? Aman? Bebas?

Senin, 09 Maret 2015

Kuliah Online

Modul Kuliah Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul Kuliah Tauhid
Judul Materi Mukaddimah
Seri Materi KDW0101 Seri 01 dari 41 seri/esai
File Paper Ada Tidak
File Audio Ada Tidak
File Video Ada Tidak
Penugasan Ada Tidak
Referensi –

Bismillaahirrahmaanirrahiem, saya mulakan Kuliah Tauhid ini dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi-Nya, Allah, Tuhan semesta alam. Salam hormat kepada semua Peserta KuliahOnline.

Menyenangkan sekali bisa ketemu dengan Saudara-saudara semua, meski secara maya. Saya berdoa
semoga segala fadhilah ilmu dan fadhilah majelis ilmu, tetap diberikan oleh Allah kepada kita, sebagaimana kalau kita duduk bertatap muka satu atap di satu
majelis ilmu.

Rasulullah bersabda, bahwasanya sesiapa yang duduk di dalam majelis ilmu, maka Allah akan
mencatatkannya sebagai orang yang ikut berjihad di medan perang membela agamanya Allah. Dan sesiapa yang duduk di majelis ilmu, maka Allah juga akan memerintahkan malaikat-Nya turun.

Malaikat ini akan mengepakkan sayapnya dan bercucuran rahmat kepada siapa yang ternaungi.
Malaikat ini juga akan membanggakan mereka semua
di hadapan Allah, seraya memohonkan ampun kepada Allah.

Majelis ilmu adalah juga bahagian dari Majelis Zikir, majelisnya orang-orang yang belajar untuk mengenal dan mengingat Allah.
Insya Allah segala fadhilahnya kelak kita akan pelajari lebih lanjut lagi.

Saya hanya kepengen Saudara saudara semua ikut mengamini doa saya, agar KuliahOnline ini menjadi
Majelis Ilmu juga buat kita.

Dan sejatinya, KuliahOnline ini adalah pengajian. Pengajian secara
maya. Baarokawloohu lanaa, keberkahan semoga Allah berikan kepada kita, dan kepada siapa yang
terlibat di dalam KuliahOnline ini.
Saya juga berdoa kepada Allah, agar waktu dan biaya yang Saudara-saudara keluarkan; biaya registrasinya, biaya pemakaian listrik dan internetnya, biaya
investasi perangkat kerasnya, dan biaya-biaya lainnya, dijadikan sebagai sedekah sebagaimana patutnya Allah menganggap sedekah bagi siapa yang
mengeluarkan biaya dalam menuntut ilmu dan haji umrah.
Dia-lah Yang Maha Syakuur, Maha Membalas, Maha Menghargai.
Di mana kita sama tahu, bahwa
setiap sedekah akan mendapatkan balasan yang luar biasanya dari Allah subhaanahu wata’ala.

Dalam pada itu, saya menggarisbawahi kepada semua
peserta KuliahOnline. Sesiapa yang mendapatkan ilmu, pengalaman, pencerahan, spirit, motivasi dari sesi-sesi KuliahOnline ini, mudah-mudahan berkenan membagi lagi kepada yang lain. Agar bertambah-tambah pahala kebaikan kita bersama.

Adapun registrasi yang muncul akibat KuliahOnline ini, mudah¬mudahan ada keridhaan dari Saudara-saudara semua sebagai sarana buat saya dan yang terlibat di KuliahOnline ini mencari rizki yang halal dan sebagai dana untuk operasional penyelenggaraan dan pengembangan KuliahOnline ini.
Tapi sesiapa yang tiada kemampuan untuk melakukan registrasi, atau ada hambatan-hambatan teknologi, fisik dan keilmuan, maka kepada merekalah kita berbagi ilmu yang sudah didapat ini.
Sungguh, kita sama-sama berjuang agar keridhaan Allah betul-betul
kita dapatkan. Saudara ridha terhadap kami, dan kami
ridha terhadap Saudara.

***

Dengan memuji kepada Allah, saya beristighfar kepada Allah. Beragam nikmat, Allah berikan, sementara saya rasa ibadah tiada bertambah. Bahkan barangkali kalaulah tidak ada Kasih Sayang-Nya, tidak ada Rahman dan Rahim-Nya, niscaya tidak akan pernah berimbang antara dosa dengan kebaikan.
Selalu akan lebih banyak dosa ketimbang kebaikan.

Kesibukan dunia yang pada akhirnya seringkali menyebabkan manusia menjadi jatuh ke dalam
kesusahan, tidak menjadi pelajaran buat yang lain. Atau bahkan sering tidak menjadi pelajaran bagi dirinya sendiri. Bukan kesibukannya itu sebenarnya yang menjadi masalah, melainkan karena kesibukan itu sudah melalaikannya dari mengingat Allah.

Andai kesibukan mencari dunia tidak melalaikan diri kita dari Allah, maka niscaya hidup ini akan seimbang dunia dan akhirat.

Mencari dunia adalah perintah Allah
juga. Dan setiap perintah Allah yang dikerjakan, maka ia menjadi ibadah. Allah hanya meminta kita, jangan
sampai kita lalai dari mengingat-Nya.

Untuk itulah saya ingatkan diri ini dan diri yang bisa diingatkan dengan pembelajaran tauhid yang saya tulis. Agar kita bisa mementingkan Allah dari siapapun
dan dari apapun.

Dan Kuliah tauhid ini saya sampaikan juga sebagai pengingat bagi diri saya dan bagi mereka yang mau mengingat akan kelalaiannya beribadah sebagai tujuan diciptakannya manusia; Untuk
beribadah kepada Allah.

Kuliah Tauhid saya rangkai seraya memohon izin dan ridha-Nya.
Saudara-saudaraku peserta KuliahOnline… Di antara biang keladi iman sering runtuh, sebab tidak sedikit manusia yang takut bahwa ia akan tidak memiliki rizki… Tidak bisa menyelesaikan masalah… Tidak bisa memenuhi keinginan-keinginan dunianya…
Tidak akan bisa senang hidup di dunia jika rajin beribadah dan taat kepada Allah… Sedang Allah Maha
Segala, Maha Kuasa, Maha Besar.

Dunia mengalahkan dirinya dari Allah. Atau malah karena tidak mengenali apa itu hakikat kebahagiaan, hakikat kesenangan, dan atau lebih jauhnya hakikat hidup itu sendiri, yang kemudian menyebabkan iman menjadi tidak muncul cahyanya di kehidupannya. Atau, malah tidak mengenal Allah? Untuk itulah perlu kiranya belajar
tentang tauhid.

Penyebab lain iman sering runtuh,
adalah ketiadaan ilmu. Dan ilmu segala ilmu adalah ilmu tauhid.

Belajar tentang tauhid adalah belajar tentang Allah, dan itu juga berarti belajar untuk kehidupan dan
kematian.
Kita hidup berasal dari Allah, dan pun kita akan mati untuk kembali kepada Allah Yang Maha Hidup.

Pengetahuan bahwa manusia yang hidup akan mati, dan yang mati akan dibangkitkan kembali untuk
mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya, juga mendorong saya menulis esai demi
esai Kuliah Tauhid ini.

Alangkah mengerikannya jika kemudian kita betul¬betul dilalaikan oleh dunia, dan lebih mengerikan
lagi jika kemudian hidup kita sendiri menjadi jauh dari Allah, dekat dengan perilaku-perilaku syetan, lalu mati. Entahlah, tidak terbayang betapa sia-sianya hidup seperti ini.

Semula Kuliah Tauhid ini digunakan sebagai perenungan bagi diri sendiri, dan kemudian dibawa kepada sesiapa yang berkenan diajak untuk sama-sama belajar tentang Allah dan kehidupan ini.

Rasanya saya seperti sedang berdiri sebagai orang yang tauhidnya sudah benar saja ya? Padahal masih jauh. Saya niatkan sama-sama belajar dengan Saudara-saudara semua.

Hati ini gelisah dengan kurangnya ibadah, mudahnya maksiat, bahkan maksiat di tengah ibadah; ketika
berdakwah, ketika menulis, ketika shalat, ketika zikir, ketika baca al Qur’an. Saya mengerti, jawaban
semuanya adalah tauhid, untuk menghidupkan iman dan membuahkan amal yang terang benderang.

Semakin manusia bertauhid, semakin ia aman dan nyaman. Pun semakin ia bahagia dan tenang. Sebab ia semakin mengenal dan semakin dekat dengan Allah.

Belum lagi persoalan-persoalan kehidupan manusia dan hajatnya yang banyak yang tiada ada pernah
habisnya. Dua hal ini; persoalan hidup dan hajat hidup, manusia sebenarnya membutuhkan Allah Yang Maha Tahu tentang dua hal ini.
Namun ilmu tauhid sudah sedikit sekali dipelajari orang lantaran beratnya. Akhirnya manusia tidak mengenal Allah, Tuhannya.

Perlu saya ketahui dan perlu lebih lagi diketahui oleh Saudara-saudara semua. Di tangan Allah; menaikkan
gaji orang-orang yang tiada cukup gajinya, melunasi hutangnya, menghadiahkan pekerjaan dan permodalan usaha, menyembuhkan penyakit seseorang, dan
menyelesaikan semua problem kehidupan manusia, adalah jauh-jauh lebih ringan daripada DIA memberi rizki kepada semua makhluk di bumi.

Allah sediakan jalan shalat dhuha, sedekah, tahajjud misalnya, sudah akan membuat manusia enteng
dengan persoalan hidup dan hajatnya. Tapi itulah, bagaimana mau mengenal Allah, kalau kemudian tiada mengenal seruan-Nya, petunjuk-Nya, bimbingan-Nya?
Dan karena tidak mengenal jalan-jalan ini, manusia lalu menempuh jalan-jalannya sendiri yang lama dan berat.
Lalu mereka mengatakan, “Inilah hidup”. “Perjuangan”,begitu katanya.

Orang-orang ini tidak tahu bahwa Allah memberi keringanan, sebab DIA Yang Maha Tahu tentang
bagaimana alam ciptaannya bekerja. Tapi sayang, manusia memilih jalan yang berat. Mengapa? Sekali lagi saya insyafkan diri saya, ini sebab tiada ada ilmu tauhid.

Ketika manusia dihadapkan pada sejuta persoalan hidup yang lain, ia berputus asa dari rahmat Allah.
Seakan pertolongan Allah itu jauuuuuuh, tidak mungkin ia gapai. Bagaimana mungkin seseorang
sudah mah ia jauh dari Allah, lalu memberi-Nya persangkaan buruk yang demikian kepada Allah? Itu
juga terjadi karena ia tidak mengenal Allah.

Kasih Sayang Allah begitu besar. Jauh lebih besar melampaui dosa siapapun dan jauh lebih besar dari
dosa siapapun. Pertolongan-Nya pun demikian mudah didapat. Allah hanya meminta hanya ada DIA di hati kita, di pikiran kita, di kehidupan kita. Jangan ada yang lain. Lalu ruku’, sujud, dan berdoa pada-Nya,
seraya memperbaiki diri dari sisi iman, ibadah, dan amal saleh, niscaya kehidupan akan terang
benderang.

***

Saudara-saudaraku, saya mengingat secuplik episode ketika saya bermasalah. Satu saat saya menangis di hadapan seorang ‘alim. Lalu dia memegang dada saya.
Dia bertanya, “Apa sesungguhnya yang Kamu butuhkan?”. Saya terdiam.
Sentuhan tangannya di dada saya, adalah kelembutan yang menghunjam hingga di lubuk hati saya yang paling dalam. Ada kesejukan yang mengalir. Katanya, “Yang Kamu butuhkan hanya Allah. Iman. Tauhid. Bukan duit. Bukan solusi. Bukan yang lainnya. Hanya Allah”.

Saat itu saya menangis. Ingin rasanya segera saya berlari ke tempat wudhu, dan secepatnya menggelar sajadah dan menangis. Dan saya lakukan itu.

Tauhid! Itulah jawaban buat saya. Tauhid, mengeesakan Allah, menjadikan Allah segalanya,
itulah jawaban buat saya dan buat semua orang yang berdada sesak. Dan itulah juga jawaban buat orang
yang belum sesak dadanya supaya menjadi modal ketika kesesakan bersemayam di dadanya.

***

Dikali pertama kita memulai belajar sesuatu yang berat ini, kita bershalawat kepada Rasulullah shalla‘alaih. Allah menjanjikan sesiapa yang bershalawat
satu kali padanya, maka Allah bershalawat 10x kepadanya. Dan tiadalah cinta kepada Allah dihitung
cinta, hingga kita mencintai Allah. Ta’at kepada Allah tiada dihitung ta’at apabila kita tiada ta’at kepada
Rasulullah.

Mari kita hadiahkan shalawat dan salam, sebagai doa, kepada orang yang paling kita rindukan, Nabiyallah Muhammad shalla ‘alaih, agar diri kita dan segenap orang-orang yang ada di hati kita, juga para jamaah yang lain yang belum mengetahui adanya KuliahOnline
ini, ada di barisannya Nabi ketika semua manusia dikumpulkan di Padang Makhsyar. Dan agar kita
semua duduk satu surga dan bisa mencium wanginya;

Man ahyaa sunnatii faqod ahabbanii, wa man ahabbanii kaana ma’ii filjannah, siapa yang menghidupkan sunnahku, maka sungguh dia telah mencintai diriku. Dan barangsiapa yang mencintai
diriku, maka dia akan bersamaku di surga.

Sungguh, Rasulullah yang setiap hari saya paksakan bershalawat kepadanya minimal 100 kali sehari
semalam, betul-betul memotivasi diri saya, agar diri ini masuk kepada golongan orang-orang yang mencintai sunnahnya, terbiasa hidup dengan sunnah-sunnah
Rasulullah, dan menjadi orang yang sayang apabila begitu gampang meninggalkan sunnahnya. Itu tiada
lain, agar Allah –yang t’lah berkata bahwa tiadalah lengkap kalimat tauhid, kalimat “Laa-ilaaha illallaah”,
tanpa “Muhammadar rasuulullaah”, tanpa kesaksian bahwa Muhammad itu adalah Rasul-Nya –memasukkan diri ini ke dalam golongan orang-orang yang mencintai-Nya.

Qul, katakanlah, in kuntum
tuhibbuunallaah fattabi’uunii yuhbibkumullaah, jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku
(Rasuulullaah), niscaya kalian akan dicintai Allah.

Mengenal Allah, mengenal Rasulullah. Mencintai Allah,
dan mencintai Rasulullah. Mengikuti Allah, dan mengikuti Rasulullah. Ta’at kepada Allah, dan ta’at kepada Rasulullah, itulah yang mau saya tuju ketika saya tulis materi demi materi perkuliahan ini.

Inilah tauhid. dan inilah ruh semua ruh seluruh KuliahOnline kita.

Apapun modul yang dipilih oleh masing¬masing peserta. Besar harapan saya, agar kalimat tauhid
betul-betul dicatat Allah pernah kita ucapkan; Man qoola laa-ilaah illallaah, dakholal jannah, siapa yang mengucapkan Laa-ilaaha illallaah, maka dia dijamin masuk surga. Dan besar pula harapan ini, agar kita-kita semua ini beserta keluarga kita, bisa benar-benar
bersungguh-sungguh mengenal diri-Nya, mengenal rasul-Nya, dan kemudian berkenan menjadi hamba-
Nya, menjadi penyembah-Nya.

Tiada yang saya takutkan kecuali diri ini mati dalam keadaan tidak bisa mengatakan Laa¬ilaaha illallaah wa-asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah. Dan
mestinya ini jugalah yang Saudara-saudara semua takutkan. Bukan hutang yang belum terbayar, bukan
piutang yang belum tertagih, bukan penyakit yang belum sembuh, bukan pekerjaan dan modal usaha yang belum kita dapatkan, bukan rumah yang belum bisa kita beli, bukan dunia yang selama ini menjadi
sumber petaka dan masalah kita. Bukan. Melainkan betul-betul yang kita takutkan adalah kalau kita
meninggal dunia dalam keadaan kita tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid.

Maka mari kita belajar sepenuh hati, dan saling mengingatkan.

***

Tentu saja tidak ada yang bisa mengajarkan sebaik Allah yang mengajarkan. Dan tidak ada satu pun ilmuyang kita dapat kecuali Allah yang mengizinkannya menjadi ilmu buat kita.

Saya berharap, kuliah tauhid ini bisa menyelamatkan diri kita semua dari
kehancuran yang lebih besar, dengan kita mengenal-Nya, dan segera memulai saja perjalanan tauhid dari mengenal-Nya.

Apa yang saya maksud dengan kehancuran yang lebih besar? Yaitu ketika kematian datang, kita tidak siap. Belum diampuni Allah, belum dapat ridha-Nya, belum dapat maaf-Nya.

Buat apa kaya dunia, jika kemudian
neraka terhidang untuk kita, abadan abadaa. Selama-lamanya.

Semoga cara saya memperkenalkan Allah kepada diri saya, bisa menjadi satu pembelajaran tauhid yang
diridhai Allah subhaanahuu wata’ala.

Tidak ada yang aneh dari pembelajaran tauhid yang akan saya sampaikan. Semuanya insya Allah perjalanan hidup yang begitu saja.

Kanan kiri Anda yang mengikuti pembelajaran ini, banyak yang lebih ‘alim, lebih banyak makan asam
garam, lebih soleh, maka mintalah juga nasihat dari mereka. Boleh jadi apa yang saya sampaikan adalah
sebuah kesalahan. Namun apa yang saya tempuh, dari sedikit cara yang saya ketahui ini, sudahlah cukup
membuat saya bangga, bahwa Allah Memang Tuhan saya.

Dia begitu baik, dan sangat-sangat baik. Saya mengenal banyak orang kaya, dan berkuasa. Tapi siapa yang saya bisa mintakan kekayaan dan
pembagian kekuasaan?

Hanya DIA yang berkenan diminta, tanpa batas, dan diberi! Saya nukilkan sedikit pengalaman-pengalaman mereka yang berkenalan dengan Allah, lalu saya membagi-baginya menjadi satu dua kisah hikmah.

Biarlah Allah yang mengetahui rahasia kebenaran-Nya.
Sebab kepada-Nya juga berpulang semua kebenaran.
Kemuliaan mudah-mudahan Allah hadiahkan juga buat mereka-mereka yang kita kasihi; orang tua kita,
keluarga kita, sahabat-sahabat kita, para orang yang sudah mendoakan dan menjadi bahagian dari amal
saleh, dan buat orang-orang yang mulai mengikuti perkuliahan tauhid ini. Agar Allah angkat derajat kita semua, menyingkirkan semua duka, penderitaan, memberi jawaban semua persoalan hidup.

Dan yang lebih penting lagi, sesuai
tujuan perkuliahan ini, agar di diri kita semua, tumbuh tauhid, iman, dan mewafatkan kita semuadalam
kebaikan untuk segera bisa menemui Allah dalam keadaan yang diridha-Nya.

***

Setelah ini, saya dan Anda semua akan sama-sama belajar tentang maa huwattauhiid? Apa itu tauhid?
Saya katakan sama-sama belajar, sebab sebagaimana saya katakan di atas, memang saya pun masih terus
belajar, dan akan terus belajar.

Kelak kita akan undang para ahli, para ‘alim ‘ulama di bidang ini, untuk duduk bersama dan mengajarkan
kepada kita semua tentang ilmu tauhid.

Subhaanallaah! Betapa menyenangkan hati kegiatan belajar dan mengajar tauhid ini. Saya undang hampir semua kelompok manusia, lewat pintu KuliahOnline
yang beragam sesuai dengan kebutuhannya dan keinginannya.

Ada yang tidak bermasalah, tapi
sekedar ingin belajar menambah wawasan. Ada pula yang memang bermasalah. Semuanya saya undang belajar di Kuliah Online.

Sementara itu, saya tutup dulu kanalnya materi-materi lain. Saya tutup dulu pintunya materi-materi lain. Agar ia tidak diakses dulu sebelum Kuliah Dasar Tauhid ini
dipelajarinya. Kuliah Dasar Tauhid ini saya anggap sebagai ruh dari seluruh materi Kuliah Online; baik
yang berupa tulisan, audio, visual, hingga ke seminar-seminar dari berbagai materi Kuliah Online.

Mudah-mudahan Anda semua bisa berprasangka baik, dan ridha menerima pengajaran seperti ini.
Kuliah Dasar Tauhid ini sendiri, insya Allah, terdiri dari 41 esai pembelajaran tentang tauhid termasuk mukaddimah ini. Kalau mukaddimah ini dikeluarkan, maka jumlahnya 40 esai.

Kuliah Tauhid ini bersifat harian. Baru setelah itu, Saudara¬saudara bisa mengambil materi-materi kuliah lain.
Baik Kuliah Dasar, Kuliah Pilihan, dan Kuliah Solusi Terapan Sedekah. Mudah-mudahan dengan kekuatan
getaran hati menuju Allah, perkuliahan tauhid ini sudah cukup menemani hari-hari Anda.

Anda yang butuh pencerahan dan pertolongan, yang karenanya
Saudara memilih Kuliah Solusi Terapan, ga usah khawatir. Bersabarlah mengikuti Kuliah Tauhid ini. Niscaya ia bisa juga menjadi jawaban buat Saudara,
bahkan sebelum Saudara mengikuti Kuliah Solusi Terapan Sedekah.

Maafkan segala kesalahan saya dan kawan-kawan pengelola perkuliahan online ini ya, apabila ditemukan banyak kejanggalan. Terima kasih atas kepercayaan Anda semua kepada kami. Kritik dan saran teramat sangat saya tunggu. Jazaakallaah.

Dalam pada itu, saya mengingatkan yang memulai belajar Kuliah Tauhid ini, untuk sama-sama memulai
memperbaiki ibadah kita sebagai awal implementasi Kuliah Tauhid ini.

Yang belum shalat, shalatlah. Yang sudah shalat, tapi masih sendiri, berjamaahlah (kecuali perempuan).
Yang masih shalat di rumah, berusahalah untuk shalat di masjid. Yang sudah shalat wajib, sempurnakanlah dengan qabliyah ba’diyah.

Insya Allah saya akan menemani hari-hari Saudara semua dengan
perkuliahan yang kita berdoa mudah-mudahan diridhai Allah. Amin.

Dan bukanlah satu kebetulan, kita semua memulai perjalanan belajar KuliahOnline ini ketika Sya’ban
sudah akan berakhir dan berganti dengan Ramadhan. Bulan yang semua amal dilipatgandakan, penuh
keberkahan, penuh ampunan, penuh dengan keridhaan Allah.

Mudah¬mudahan (KuliahOnline ini
dimulai perdananya tanggal 25 Agustus 2008, Web Admin).
Selamat mengikuti perkuliahan, mudah-mudahan Allah membimbing kita semua. Amin.

***

Yaa Allah, izinkan kami mengenal-Mu, dan perkenalkan diri-Mu kepada kami. Duhai Allah yang tiada bisa mengajarkan sesuatu, kecuali Engkau yang mengizinkan dan mengajarkan. Ajarkan kami ilmu-ilmu yang bisa membuat kami menjadi selamat dunia dan akhirat.

Kenalkan kami kepada keagungan-Mu, agar tiada sombong kami hidup di dunia ini. Kenalkan kami kepada Kasih Sayang-Mu, agar kami tahu bahwa kami hidup tidak sendiri.
Apapun kesusahan kami, kesulitan kami, kami tahu bahwa Engkau Maha Mendengar, Engkau Maha
Menolong, Engkau Maha Kuasa, sehingga tiadalah kesulitan itu menjadi bahagian dari kehidupan orang-orang yang mengenal-Mu.

Rabb, kenalkan kami kepada diri-Mu yang Maha Membebaskan manusia dari permasalahannya.
Sehingga enteng hidup mereka yang mengenal-Mu.
Kenalkan kami kepada Engkau Yang Maha Menjawab Semua Doa. Kenalkan kami kepada Zat yang tidak sanggup melihat kami menderita dan menanggung dosa.
Kenalkan kami ya Allah. Kenalkan kami pada diri-Mu.
Engkau yang berkata dalam kalam-Mu; kuntu kanzan makhfiyyan, sungguh dulu Aku adalah permata yang tersembunyi. Fa-uriidu an u’rofa, maka Aku ingin dikenal. Fa-kholaqtu kholqon liya’rifanii, kuciptakan makhluk untuk mengetahui Aku.
Maka, yaa Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat.
Ilmu yang bisa membawa kami kepada diri-Mu, dan menambah kecintaan kami kepada Rasul-Mu. Ilmu yang bisa menyelamatkan kehidupan kami, yang bila tidak diberikan ilmu itu maka kami tidak mengenal-Mu.

Ya Allah, dengan penuh kerendahhatian dan penuh
harap akan keselamatan yang abadi. Kenalkan kepada kami diri-Mu Yang Maha Melihat, Maha Mengawasi.
Agar kami tahu bahwa setiap detik kehidupan kami senantiasa diperhatikan oleh-Mu.
Wahai Zat Yang Teramat Teliti dalam mencatat, dengan Kemurahan Ampunan dan Maaf-Mu, izinkan kami bershalawat dulu kepada Rasul-Mu, memuji dengan pujian yang Engkau sandangkan pada diri-Mu, serta didahului dengan beristighfar yang sungguh-sungguh dari dalam hati kami, setelahnya kami memohon agar Engkau hapuskan seluruh catatan keburukan kami dan menggantinya dengan catatan ampunan, maaf dan ridha-Mu.

Allaahumma sholli wa sallim wa baarik ‘alaa sayyyidinaa Muhammadin wa’ alaa aalihi washohbihi ajma’iin walhamdulillaahi robbil’aalamiin.

Nastaghfirullaahal ‘adzhiem wa atuu-bu ilaih. Yaa Rahmaan, Yaa Rahiim, hari ini, saat ini, kami semua
memohon ampun dari-Mu, dari kesalahan tidak mengenal-Mu, dari kesalahan melalaikan diri-Mu, juga
dari kesalahan tidak mengikuti ajaran-Mu dan ajaran Rasul-Mu. Ampuni kami dari seluruh ragam keburukan dan kemaksiatan yang sepenuhnya Engkau genggam
seluruh catatannya. Kami ingin kembali pada-Mu dalam keadaaan diri yang sudah terampuni.