Selasa, 10 Februari 2015

Kuliah Online - Ilmu tauhid, iman, dan amal saleh

Modul Kuliah Kuliah Dasar Wisatahati / KDW-01
Materi Modul Kuliah Tauhid
Judul Materi Laa ilaaha illallaah
Seri Materi KDW0102 Seri 02 dari 41 seri/esai
File Paper Ada Tidak
File Audio Ada Tidak
File Video Ada Tidak
Penugasan Ada Tidak
Referensi –

Yang kita perlukan di kehidupan ini adalah tauhid, iman
dan amal saleh.

Ingin rasanya saya gemakan terus kalimat tauhid ini di
hati ini. Saya jaga jangan sampai ia lepas. Bahwa LAA
ILAAHA ILLALLAAH, tidak ada Tuhan selain Allah.

Termasuk di urusan rizki. Tidak ada pemberi rizki kecuali
Allah. Tidak ada rizki selain dari Allah. Tidak ada cara
mencari rizki kecuali caranya Allah. Tidak ada tuhan
selain Allah pokoknya.

Saya mau meyakini Kalimat Tauhid ini, supaya enteng
hidup saya, tidak kelelahan di dalam mencari dan
menikmati dunia, dan menjadikan Allah sebagai Sentral
Kehidupan saya.

Tidak mudah. Karenanya saya mau bersungguh-sungguh
dan berdoa. Memohon taufiq dan hidayah-Nya.

Saya melihat tidak sedikit manusia yang kelelahan
mencari dunia. Sebab yang ia cari memang dunia. Tiada
ia tempuh jalan-jalan ibadah yang mengantarkannya
kepada Pemilik Dunia.

Saya tidak mau menjadi bahagian
dari orang-orang yang kelelahan itu. Saya ingin
kemudahan.

Saya melihat manusia-manusia yang berat hidupnya
dengan beban hidupnya. Sebab ia tidak men-share
bebannya itu kepada Allah. Padahal DIA lah Yang Maha
Meringankan.

Saya melihat ada yang menangis padahal Allah Maha
Membahagiakan.
Ada yang hidupnya sulit, padahal Allah Maha Memudahkan.
Ada yang bermasalah, padahal Allah
Maha Menolong.
Ada yang miskin dan menderita,
padahal Allah bisa menciptakan kekayaan di hati yang
tidak perlu kaya secara dunia.

Ada yang kaya, tapi tidak
memiliki keluarga. Keluarganya adalah bisnisnya.
Keluarganya adalah pekerjaannya. Tawa canda anak-anaknya milik pembantu-pembantu dan supirnya,
lantaran ia jarang berkumpul sama anak-anaknya.
Pasangan hidupnya juga adalah kesibukannya.

Subhaanallaah, izinkanlah kami-kami menjadi orang kaya
yang hidupnya senang ya Allah. Senang dunia akhirat.
Bahagia dunia akhirat.

Saya melihat ada yang keluarganya berantakan, sementara ia enjoy dengan hal itu, lalu ia katakan kepada dunia dia mau membentuk keluarga baru yang lebih harmoni. Ada yang hidupnya pindah berpindah, dari kesenangan yang satu ke kesenangan yang lain, hingga jiwanya sendiri lelah mengikutinya. Wajahnya ceria, tapi
jiwanya rapuh. Ada manusia yang segalanya ada, tapi penghuni langit tiada mencintainya dan tiada menghargainya.
Yang bisa menghormatinya, yang bisa memuliakannya, adalah manusia-manusia yang tiada
pernah tahu siapa dia sebenarnya. Dia merasa dunia digenggamnya. Padahal dunia sedang menghinakannya.
Ada yang mengenal semua tempat-tempat indah, dan berkeliling dunia. Tapi hatinya, pikirannya, badannya,
tiada pernah dibawa menikmati shalat-shalat malam, bahkan keheningan berduaan dengan Pemilik Surga di dalam shalat pun tiada dia kenal.

Ada pekerja-pekerja yang mengabdikan hidupnya untuk kerja dan usaha, sehingga sesungguhnya dirinya pun tiada kebagian jam istirahat dan bersenang-senang. Bahkan, Saya melihat tidak sedikit manusia yang justru malah mudah mencari dunia. Tapi ia kekeringan. Ada selalu yang diambil sebagai tebusan dari mudahnya ia mendapatkan dunia. Itu saya lihat terjadi sebab kemudahan itu ia dapatkan bukan dengan mentaati Allah, Tuhannya. Sehingga ia tidak sadar bahwa Allah justru
mengazabnya dengan dunia-Nya.

Saya mengingat analogi maen CATUR yang sering saya
sampaikan kepada para pendengar tausiyah saya, yang sesungguhnya saya sedang memperdengarkannya pada diri saya sendiri.

Kalau kita maen catur BERDUA, maka berlaku aturan permainan catur. Dimana kuda jalannya L.
Peluncur jalannya miring. Pion hanya bisa jalan maju
tidak bisa mundur, dan paling banyak hanya bisa jalan
dua kotak catur lurus ke depan. Adapun Raja, bila di depannya, seluruh Pion belum dijalankan, dan Peluncur serta Menterinya masih ada di kanan kirinya, maka Raja
hanya bisa diam. Tidak boleh ia melompati Raja. Itulah ATURAN CATUR. Tapi itu kalau maen BERDUA.
Bagaimana kalau maen catur SENDIRIAN? Kalau maen
catur sendirian, ya bebaslah maennya. Tidak berlaku
hukum permainan catur. Kita boleh menjalankan Kuda selagu-lagunya. Mau lurus, mau muter-muter, mau
lompat, bebas. Peluncur pun mau kita buat jalannya melompat-lompat seperti maen halma, boleh. Bagi Raja, meskipun seluruh pion belum dijalankan, ia pun boleh melompat dan bebas bergerak ke sana kemari.
Inilah yang terjadi kalau kita maen catur SENDIRIAN.

Dan bila analogi catur ini boleh dibawa ke urusan tamsil tauhid, maka perlu kita ketahui Allah itu tidak ada sekutu bagi-Nya.
Ibarat main catur, ALLAH MAEN SENDIRIAN DI DUNIA INI.
TIDAK ADA YANG LAIN.
Kemudahan ada di tangan Allah. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang bisa memberi kemudahan kecuali Allah.

Kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, ada di tangan Allah.
Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang bisa memberi itu semua kecuali Allah. Sama dengan maksudnya itu
kalimat; Tidak ada yang bisa memberikan ragam kesulitan kecuali Allah yang hingga Dia lah yang bisa melepaskannya kembali. Kehendak itu kehendaknya
Allah.

Maka saya kepengen Allah berkehendak memudahkan segala urusan saya. Tapi bila saya
menghendaki Allah memberikan kemudahan buat saya, sudah seharusnya saya menjadi hamba-Nya yang mau mengikuti segala aturan-Nya, dan siap untuk
melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan-Nya.

Saya tidak menjamin diri saya sendiri, bahwa ia akan mendapatkan segala kemudahan apabila Allah tidak saya ikuti.
Rasul pun demikian. Ia tidak sanggup menjamin dirinya dan anak keturunannya masuk surga,
bila tiada ketaatan dan amal salih.

Bila Allah sudah mengatur, maka Kun Fayakuun-Nya yang terjadi. Kuasa-Nya yang terjadi. Karena Dia lah Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang mengatur dunia ini kecuali
Allah.
Saya sangat sangat bersedia untuk diatur. Sebab saya tahu dan meyakini, dengan sabab ilmu yang
diteteskan-Nya pada saya, melalui pengajaran para guru,
para orang tua, lewat berbagai media, bahwa kalau Allah
sudah mengatur, maka aturan-Nya itulah yang terbaik.
Laa ilaaha illallaah. Tidak ada aturan yang terbaik kecuali
apa-apa yang sudah Allah aturkan.
Laa ilaaha illallaah. Tidak ada Tuhan selain Allah.
Tidak ada pemain di dunia ini, kecuali Allah, yang memainkan
seluruh peraturan, sebab peraturan adalah peraturan-Nya, dan segala kuasa adalah Kuasa-Nya.

Dengan berpikiran seperti ini,
yang harus saya lakukan
adalah menyadari semua itu, pasrah berserah diri untuk ikut di dalam aturan-Nya dan mengikuti-nya sepenuh hati dengan kekuatan penuh. Tidak setengah-setengah.
Laa ilaaha illallaah. Tidak ada kehidupan kecuali untuk-Nya.

Saya melihat, kegagalan para pencari dunia, baik di
tahapan mencari dunia, atau di tahapan menikmati dan
mengelola dunia, adalah aktifitasnya tidak dia lakukan
karena Allah dan untuk Allah.
Andai dia punya visi misi lii’laa-i kalimaatillaah, untuk meninggikan kalimat Allah, maka tidak ada pernah kegagalan baginya…
***
Sampe sini, SAYA MEMBACA ULANG TULISAN INI.
Tulisan yang dijadikan esai-esai Kuliah Tauhid di KuliahOnline Wisatahati.
Ya, saya membaca ulang apa yang saya tulis. Dari atas, sampai bait ini.
SAYA TIDAK PERCAYA YANG SAYA TULIS.
Benarkah yang saya tulis ini? Sehebat itukah tauhid saya? Tambah ga percaya lagi, bahwa saya sedang mengajar lewat esai ini,

Kuliah Tauhid kepada seluruh peserta KuliahOnline.
Adduh, andai benar, saya benar-benar memohon Allah menjadikannya menjadi bait-bait doa agar apa yang tertulis menjadi kenyataan. Allah bimbing saya untuk mencari dunia dengan baik, dan memanfaatkannya
dengan baik untuk kepentingan agama-Nya, dan hanya di
jalan-Nya.
Allah bimbing saya untuk senantiasa mensyukuri segala nikmat, dan meyakini bahwaLaa ilaaha illallaah, tidak ada sesuatu yang harus dikejar kecuali diri-Nya semata. Yang dengan demikian tidak seharusnya pencarian dunia, berhenti di sebatas mencari dunia itu saja. Terus dikonsentrasikan di pembesaran asma-Nya, di perbesaran manfaatnya.
SAYA MELIHAT DIRI SAYA.
Ya, saya melihat saya! Saya
masuk ke kehidupan saya… Dan saya menemukan diri ini
masih jauh dari tulisan di atas. Teramat jauh.
Jauuuuuuuuuuhhhh…
Duh, apa sanggup saya menuliskannya lagi bait-bait yang
masih menari di hati ini?
Saya ingin berteriak kepada diri saya, tunjukkan kalau Anda benar!

Lagi. Saya melihat diri saya lagi. Wuh, benar! Jauh. Lihat saja. Allah memanggil saya. Memanggil dengan azan.
Lihat, saya tidak bergeming. Apakah ini yang disebut Laa ilaaha illallaah? Tidak ada urusan --harusnya--kecuali
urusan-Nya Allah yang harus lebih kita urus?
Nyatanya, saya masih menomorduakan panggilan Allah.
Saya tahu Allah bakal datang. Sebab waktu shalat betul-betul sebentar lagi datang. Tapi saya malah masih nulis, bukan siap-siap menyambut kedatangan-Nya. Dan tidak pagi tidak siang tidak malam, di setiap waktu shalat, saya tahu jadwal shalat. Lalu, bukannya malah
menunggu kedatangan Allah, malah jadi Allah yang menunggu saya!
Duh duh duh, lebih pantas rasanya saya menangisi diri ini.

Wahai Kamu! (Begitu saya seharusnya menunjuk hidung
saya sendiri dengan jari).
Kalau Kamu benar tauhidnya,
perlakukan Allah dengan benar. Perhatikan DIA. Tegakkan
tauhid dalam kehidupan Kamu! Jangan ada yang laen di hati Kamu, kecuali Allah.
Jika ada urusan dunia, lalu Allah
datang memanggil, ya segera tinggal saja.
Tidak ada yang lebih penting di dunia ini kecuali menegakkan
shalat. Maka bahagian menanti berkumandangnya azan adalah hal yang mestinya menjadi hal yang luar biasa.

Saya ingin berteriak kepada diri saya, buktikan kalau Anda benar! Benar tauhidnya.
Benar sudah mengatakan
Laa ilaaha illallaah. Nyatanya? Belum tuh.
Loh loh loh… Ntar dulu...
Sebenarnya, sedang dialog sendirian, mengajar… Atau
sedang menulis sih?

Maaf wahai tanganku, saya sedang berdialog dengan diri sendiri. Biarkan.
Biarkan ia terus menulis sekenanya.
Sesukanya.
Ya. Saya melihat saya. Jauh benar dari menjadikan Allah sebagai tujuan hidup.
Ketika mencari dunia, mau
bersusah payah. Tapi giliran beribadah, gampang benar
teriak lelah.

Shalat sunnah tidak dipaksakan untuk ditegakkan. Shalat berjamaah tidak dipaksakan untuk dikejar di shaf yang pertama. Kehadiran diri tidak digunakan untuk kepentingan sesama. Setidaknya belum
dimaksimalkan potensinya untuk ditujukan pada sebesar-besarnya kepentingan sesama, dan agama.

Keluarga masih terabaikan.
Kurangnya… banyak.
Itulah. Saya melihat saya.
Tapi, Laa ilaaha illallaah.
Tidak ada yang mengajarkan ilmu dan memberikan kesempurnaan langkah kecuali Allah.

Maka saya menghibur diri ini,
Laa ilaaha illallaah. Biarlah Allah
membimbing saya terus, sehingga bisa menjadi hamba-Nya yang sesuai dengan apa yang digariskan-Nya.

Ah dunia. Saya tulis buku ini agar saya tidak susah mencari kamu wahai dunia. Tapi saya ingatkan juga diri saya, bahwa kamu itu tidak penting. Laa ilaaha illallaah.
Tidak ada yang lebih penting kecuali Allah.

Saya tulis buku ini, sebab kasihan melihat diri saya yang sering kesusahan mencari dunia untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan diri. Tapi betapapun, saya hidup di dunia ini. Rasul pun mengajarkan doa agar kita memohon kepada Allah agar Allah membaguskan dunia kita sebab di sini kita hidup. SAYA BERTUHAN ALLAH.
MENGAPA setelah tuhan saya adalah Allah, dan Allah adalah pemilik segala apa yang ada di dunia ini, LALU HIDUP SAYA TETAP SUSAH? Atau merasa susah? Itu
tandanya saya belum benar-benar bertuhan Allah. Itu saja.

Eh saya, ayo maju terus! Sempurnakan terus ilmu dan
ikhtiarmu. Jangan lupa terus memohon bimbingan dari Allah.
***

Udah mau shubuh tuh. Ayo mandi. Siap-siap menuju masjid. Katakan kepada dunia, bahwa kamu mau shalat shubuhan dulu. Kalau shalat shubuh sudah tidak disiplin, jangan harap ini menjadi awal hari yang baik, untuk dunia kamu, untuk urusan permasalahan kamu, untuk segala hajat kamu…
Loh, koq masih nulis terus?
Katanya mau Shubuhan?
Iya iya. Saya akan segera berhenti mengetik, dan men-shut-down komputer ini. Makasih yaaa.

Salam. Yusuf Mansur.
Kampung Ketapang, Senin 27
Agustus 2007, pukul 04.38 WIB.
Di tulis dan di upload di
www.wisatahati.com dan dijadikan esai KuliahOnline.

Di sunting dan di upload ke blog ini pada Rabu 11 Februari 2015 dari  www.jiwasedekah.blogspot.in/2011/11/kuliah-online-wisatahati-kdw-01-tauhid.html?m=1

Sederhana yang Mewah

Allah, sudah lebih dari cukup.
Cari apa saja, ingin apa saja, sebesar apapun masalah, Allah lebih dari cukup.

Cari ilmu, cari ketenangan, cari segalanya, cukup kembali ke Allah. Jadi baik, bertahan, beres.

Pingin kaya, pingin apa saja, serahin ke Allah. Sudah lebih dari cukup. Allah Maha raja, Maha kaya, maha segalanya, semua miliknya, bersyukur, beres

Senin, 09 Februari 2015

Berubah

Ya, Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat bahwa perubahan selalu terjadi. Seperti perubahan waktu, warna, bentuk, sifat dll.

Perubahan adalah sesuatu yang lumrah dan sudah tentu terjadi. Yang dapat di picu oleh pengetahuan, dorongan keinginan, serta takdir.

Berubah dalam kamus bahasa indonesia yakni : menjadi lain dari semula, beralih, berganti, tidak tetap, menukar bentuk, Semua pasti berubah.

Dan kita berubah, sedari belum ada
menjadi ada, bayi, anak-anak, remaja, muda, dewasa, tua,
dan kembali kepada takdir sang pencipta (Mati). Dalam segi fisik dan tingkah pun berubah pada waktu yang
tertentukan.

Saat pemikiran kita sudah berganti dari yang "Belum tau menjadi ingin tau," disitulah terdapat pilihan-pilihan yang bisa mempengaruhi pola fikir kita.

"Jika kita pilih yang baik tentu perubahannya akan jadi baik. Dan juga sebaliknya",

Perubahan yang baik adalah perubahan yang ada nilai-nilai
positivenya. Berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan alam sekitar yang merujuk pada ketenangan.

Sebaliknya, Perubahan yang kurang, bahkan tidak baik adalah perubahan yang bernilai negative. Merugikan diri sendiri, orang lain, juga alam sekitar yang merujuk pada kesengsaraan pastinya.

Yang berubah adalah kita. Yang berkeinginan adalah kita. Jadi yang memilih perubahan adalah diri kita sendiri selaku penanggungjawab perubahan.

Perubahan dapat dirangsang oleh sesuatu. Tapi sejatinya kitalah yang berkeinginan dan berhak memilih jalan untuk apa yang kita tuju.

Sebagai Umat Islam, tentunya kita sudah punya keyakinan dan pilihan yang jelas tentang memaknai dan mempelajari semua perubahan.

Semoga Allah meridhoi dan memberi jalan yang lurus dalam perubahan yang kita kehendaki.

Kepada-Nya lah kita memohon petunjuk dan pertolongan.

Harapan Tono

Tono masih menunggu dan bersabar dalam doanya. entah
untuk kesembuhan ayahnya, keharmonisan keluarganya,
atau yang lainnya.

Tono adalah pemuda biasa yang akrap dengan rumput dan
kambing. Yah, dia pemuda desa yang biasa bekerja
srabutan, apa saja yang penting halal lagi hasil, "Ada kambing, inshaAllah buat tabungan" pungkasnya.

Selalu senang
dan bersyukur ia terapkan, dengan ihlas tak mengeluhkan pemberian Tuhan yang sempurna.

Tono ingin sekali lebih tau. Itu yang memacu Tono untuk
selalu semangat belajar, bukan hanya dari buku, juga dari
semua mahluk di alam. Tono punya harapan yang selalu di
indahkan dengan doanya.
Ketika ditanya "Apa harapan Tono?" , Dijawablah dengan nada bersemangat "Tono ingin bermanfaat mas, hehe". Semoga harapan tono lekas terlaksana, Amiin... Bersambung